Guru
bagaikan seorang pemanah dan siswa sebagai anak panahnya.
Inilah
konsep pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 3 Bayat (ESTIB), Klaten,
Jawa-Tengah. Siswa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pengalamannya
dalam belajar melukis dengan bimbingan guru yang tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam mengajar kesenian.
Keprihatinan
bangsa Indonesia yang begitu mendalam, dengan dihantui beredarnya Narkoba dan
maraknya Koruptor disegala lapisan masyarakat, maka ESTIB memberikan pendidikan
karakter pada Mata Pelajaran Seni Rupa melalui Gambar Grafitti dengan tema ANTI
KORUPSI dan ANTI NARKOBA.
Kegiatan
ini satu-satunya di Indonesia khususnya untuk tingkat SMP yang di laksanakan
pada bulan Agustus 2016. Semua dinding sekolah bagian luar termasuk pagar
sekolah, telah digambari graffiti oleh siswa. Lokasi yang telah digambari
Grafitti mencapai panjang 177 meter,
tinggi 4 meter, luas 459 meter
dan jumlah obyek 143 gambar.
Gambar
Grafiti dengan panjang dan tinggi seperti tersebut diatas, kiranya karya ini sebagai
Grafiti ANTI NARKOBA dan ANTI KORUPSI TERPANJANG dan TERTINGGI di INDONESIA,
walaupun belum pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI), karena belum
tahu caranya untuk bisa tercatat di MURI. Karya Grafitti ini telah mendapatkan
apresiasi dari berbagai lapisan masyarakat dan kegiatan ini pernah disiarkan
secara Nasional oleh Radio Kanal KPK pada 15 Juni 2015.
Namun
yang lebih utama adalah memberikan pendidikan karakter pada siswa, agar siswa
kelak tidak menjadi Koruptor dan tidak terjerumus pada Narkoba.
Asim
Sulistyo, S.Pd sebagai guru kesenian selalu memberikan motivasi dan inspirasi
agar siswa jujur dimanapun berada dan menghindari Narkoba ataupun minuman keras
dalam bentuk apapun.
(Estib
Post-Jurnalis SMPN 3 Bayat, Klaten)