Kasus Korupsi Dunia Pendidikan Meningkat Tajam

Sepanjang 2010 Kejaksaan Tinggi Jawa-Tengah mengklaim telah memproses 186 kasus tindak pidana korupsi. Kasus-kasus tersebut menimbulkan kerugian keuangan Negara Rp 94,3 miliar atau 4,7 persennya yang sudah berhasil diselamatkan.

Sektor penyimpangan anggaran daerah menempati juara tertinggi, yakni 43 kasus. Selanjutnya penyediaan infrastruktur dengan 40 kasus, sektor bantuan sosial dengan 39 kasus dan yang lebih memilukan pada sektor pendidikan menempati peringkat ke 4 dengan 16 kasus.

Pada sektor pendidikan meningkat sangat tajam, sebab pada tahun 2009 sektor pendidikan hanya 6 kasus sementara tahun 2010 meningkat menjadi 16 kasus. Uniknya tahun 2010 ada beberapa kasus di dunia pendidikan yang di hentikan/ditutup antara lain dugaan penyimpangan Dana Alokasi Khusus pendidikan di Sukoharjo dan dugaan penyunatan tunjangan sertifikasi guru di Sukoharjo (Suara Merdeka : 13 Desember 2010).

Pemerintah sedang mendesain kurikulum pendidikan berkarakter, KPK memasyarakatkan kantin kejujuran di sekolah-sekolah namun yang terjadi malahan sebaliknya, lembaga pendidikan sebagai pencetak manusia yang diharapkan bisa merubah sikap, mental dan aqlak agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, tetapi harapan tersebut hanya isapan jempol.

Semestinya pemangku pendidikan bisa memberikan tauladan yang baik, namun peningkatan kasus korupsi di tahun 2010 tersebut adalah fakta menunjukan bahwa institusi pendidikan dihuni oleh oknum-oknum yang berbudi pekerti buruk.

Pemangku pendidikan yang tidak bisa dijadikan tauladan bisa berakibat lebih buruk pada tingkat paling bawah yaitu lingkungan sekolah. Fakta menunjukan sebagian besar kantin kejujuran bangkrut, siswa memalak siswa yang lain, siswa mencuri ayam tetangga, siswa mencuri HP temannya dan bahkan ada siswa yang menipu gurunya dengan meminta pulsa berulang-ulang.

1. Mengapa kantin kejujuran di sekolah-sekolah bangkrut…?
2. Salahkah kurikulum pendidikan sekarang ini…?
3. Atau gurunya yang tidak mampu mendidik…?