Senin, 12 Oktober 2009

600 tewas korban badai Philipina



Petugas Search and Rescue Filipina kemarin terus berusaha menjangkau wilayah di utara negara itu yang terputus akibat tanah longsor dan banjir, yang membuat lebih dari 600 orang tewas. Serdadu juga telah dikerahkan untuk membersihkan jalan di pegunungan yang tertutup lumpur dan tanah serta mengantarkan bantuan.


Di utara Provinsi Pangasinan, banyak kota masih terendam air. Gubernur Amado Espino Jr. mengatakan, "Sebanyak 38 kota di Pangasinan, mencakup 70 persen luas provinsi, terendam banjir." Sementara itu, tanah longsor membuat warga yang tinggal di pegunungan terisolasi dari bantuan.
Menteri Sosial Filipina Esperanza Cabral mengatakan pemerintah telah mengirim berton-ton makanan, obat, dan pakaian ke kamp militer di utara, tapi pengiriman bantuan berjalan lambat akibat terputusnya jalan.

"Banyak warga membutuhkan bantuan," ujarnya. "Masalah kami adalah bagaimana menjangkau mereka."
Dia mengatakan helikopter telah menjatuhkan makanan di Pangasinan, provinsi berpenduduk 2,5 juta orang, yang terendam air dalam tiga hari terakhir.
Empat helikopter militer Amerika Serikat telah mengangkut 10 ton makanan ke Baguio, resor pegunungan terkenal, yang terisolasi akibat tanah longsor yang dipicu oleh badai Parma.

"Misi terus berlangsung sepanjang hari... kami berupaya menolong warga yang terisolasi di sana," ujar Kapten Jorge Escatell kepada AFP.
Polisi di wilayah administratif Cordillera, yang mencakup Baguio dan sejumlah provinsi lain, mengatakan korban tewas di sana saja 275 orang. Korban ditemukan setelah digali dari timbunan tanah.

Secara keseluruhan, badai Parma dan Ketsana diperkirakan telah memakan korban 636 orang tewas. Jumlah korban, menurut seorang petugas, masih mungkin bertambah. Kedua badai telah membuat 6 juta jiwa menderita. Dari jumlah itu, sekitar 300 ribu orang masih tinggal di pengungsian.
Banyak jalan bebas hambatan masih tak dapat dilalui berbagai kendaraan di Provinsi Tarlac dan Pangasinan. Air banjir tak bisa mengalir ke Teluk Lingayen di Luzon Barat karena laut pasang.

Pihak berwenang mengatakan tak memiliki tempat memadai untuk merelokasi ribuan keluarga yang sebelumnya tinggal di tepi sungai Kota Marakina, Manila. Diperkirakan butuh waktu berbulan-bulan sampai air yang merendam wilayah sekitar danau dan sungai surut.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentarlah Sebagai Tanda Persahabatan...

 

Buku Murah


Masukkan Code ini K1-BE118B-2
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Pasang Link Aku

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Pengikut

KampungBlog.com Kumpulan Blog
Indonesia