KLATEN, suaramerdeka.com - Forum masyarakat peduli pendidikan Kabupaten Klaten (Formas Pepak) melaporkan 22 sekolah dari berbagai tingkatan ke Kejaksaan Negeri Klaten. Sekolah tersebut diduga melakukan pungutan liar kepada siswa berupa seragam sekolah dan biaya masuk.
''Melalui posko bencana pendidikan kami mendapatkan banyak laporan,'' ungkap Koordinator Formas Pepak, Yanti Susanti, Kamis (9/8) saat melapoor ke kejaksaan. Perwakilan Formas yang berjumlah sekitar 10 orang datang pukul 10.00 WIB.
Mereka ditemui Kajari, Yulianita SH dan Kasi Intelijen Surono SH. Menurut Yanti, dari laporan masyarakat itu disimpulkan bahwa banyak sekolah di Klaten dalam pengadaan seragam, pungutan uang gedung dan sumbangan orang tua siswa tidak sesuai dengan aturan pemerintah.
Pada pengadaan kain seragam ditengarai ada mark up harga per satuan jenis seragam. Harga yang dipatok sekolah jauh di atas harga di pasaran umum. Hal itu menjadi indikasi sekolah tidak berbuat jujur dan mengajarkan tindakan koruptif .
Pengadaan seragam baik melalui sekolah atau koperasi selain tidak sesuai dengan tuntutan pelajaran budi pekerti juga melanggar Peraturan Pemerintah nomor 17/ 2010 pasal 181. Pada PP tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan itu jelas dilarang sekolah baik secara sendiri atau kolektif mengadakan seragam.
Selain itu, berbagai bentuk pungutan juga melanggar Permendikbud nomor 60/ 2011 tentang larangan pungutan biaya pendidikan dasar dan Permendikbud 44/ 2012 tentang pungutan dan sumbangan biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar.
Atas pelanggaran itu, kaya Yanti, Formas membuat surat ke kejaksaan, Polres, Polsek, Dinas Pendidikan bahkan sampai ke komisi ombudsmen Jawa Tengah-DIY. Laporan diharapkan menjadi bahan penyelidikan dan penyidikan.
( Achmad Hussain / CN27 / JBSM )
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/08/09/126673/Pungli-22-Sekolah-di-Klaten-Dilaporkan-Kejaksaan
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah Sebagai Tanda Persahabatan...